Pengertian
Prosa Fiksi dan Drama
Kata prosa diambil dari
bahasa Inggris, prose. Kata ini sebenarnya memiliki pengertian yang lebih luas,
tidak hanya mencakup pada tulisan yang digolongkan sebagai karya sastra, tapi
juga karya non fiksi, seperti artikel, esai, dan sebagainya. Agar tidak terjadi
kekeliruan, pengertian prosa ini dibatasi pada prosa sebagai genre sastra.
Prosa menurut KBBI adalah karangan bebas (tidak terikat oleh kaidah yg terdapat
dalam puisi).
Kajian kesusastraan
sering mengistilahkan prosa sebagai fiksi (fiction), teks naratif (narrative
text) atau wacana naratif (narrative discourse). Prosa yang sejajar dengan
istilah fiksi (arti rekaan) dapat diartikan karya naratif yang menceritakan
sesuatu yang bersifat rekaan, tidak sungguh-sungguh terjadi di dunia nyata.
Tokoh, peristiwa dan latar dalam fiksi bersifat imajiner. Hal ini berbeda
dengan karya nonfiksi. Dalam nonfiksi tokoh, peristiwa, dan latar bersifat
faktual atau dapat dibuktikan di dunia nyata (secara empiris).
Fiksi adalah suatu karya sastra yang
mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi.
Fiksi menurut Altenbernd dan Lewis yang
dikutip oleh jakob sumardjo dam bukunya yang berjudul” Apresiasi
Kesusastraan”(1955),menjelaskan bahwa fiksi dapat diartikan sebagai prosa
naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung
kebenaran yang mendramatisasi hubungan – hubungan antar manusia. Menurut
Departemen Pendidikan Nasional, fiksi adalah cerita rekaan (roman, novel, dsb).
Sudjiman, Burhan Nurgiantoro (1995), menyebut fiksi ini dengan istilah ceritera
rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, danalur yang dihasilkan
oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa.Logika dalam prosa fiksi
adlah logika imajnatif, sedangkan logika dalam nonfiksiadalah logika factual.Prosa
fiksi dapat dibedakan atas pendek dan novel.
Drama adalah salah satu
jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra
jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara
langsung dan dipertontonkan di depan umum. Drama adalah karya sastra dalam
bentuk dialog yang dimaksudkan untuk di pentaskan atau di pertunjukkan. Menurut
Departemen Pendidikan Nasional, drama adalah komposisi syair atau prosa yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku
(akting) atau dialog yang dipentaskan. Cerita atau kisah, terutama yg
melibatkan konflik atau emosi, yg khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Drama juga dapat di beri pengertian ceritra atau karangan yang berbentuk
skenario lengkap, dimana semuanya telah diuraikan secara rinci oleh penulis
drama, misalnya kalimat-kalimat yang harus diucapkan oleh pemain, sikap dan
gerak-gerik yang harus dimainkan oleh pemain juga tempat adegan dalam cerita
drama diuraikan secara rinci oleh penulisnya. Bahasa yang dipakai disesuaikan
dengan bahasa golongan pelaku. Bahasa jongos berbeda dengan bahasa majikan,
guru, dokter, pujangga dan lain-lain.
A.
Jenis
Prosa Fiksi dan Drama
Prosa
fiksi dapat di bedakan atas prosalama
dan prosa baru. Sedangkan drama dapat dibedakan atas; drama menurut
masanya dan drama berdasarkan isi kandungan cerita .
1.
Prosa Lama
Aminuddin dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Apresiasi Karya Sastra” menjelaskan Prosa lama adalah prosa yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat lama Indonesia. Prosa lama merupakan
karya sastra yang belum mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat.
Prosa lama yang mula-mula timbul dan disampaikan secara lisan, disebabkan
karena belum dikenalnya bentuk tulisan. Setelah masyarakat Indonesia menjadi
akrab dengan tulisan, maka karya sastra berbentuk tulisan pun mulai banyak
dikenal. Sejak itulah sastra tulisan mulai dikenal dan sejak itu pulalah
babak-babak sastra pertama dalam rentetan sejarah sastra Indonesia mulai ada.
Prosa lama terbagi atas:
2.
Bidal
Bidal,
adalah cara berbicara dengan menggunakan bahasa kias. Bidal terdiri dari
beberapa macam, diantaranya:
a.
Pepatah
Pepatah
adalah suatu peri bahasa yang mengunakan bahasa kias dengan maksud mematahkan
ucapan orang lain atau untuk menasehati orang lain.
b.
Tamsil
Tamsil
(ibarat) adalah suatu peribahasa yang berusaha memberikan penjelasan dengan
perumpamaan dengan maksud menyindir, menasihati, atau memperingatkan seseorang
dari sesuatu yang dianggap tidak benar.
c.
Kiasan
Ungkapan
tertentu untuk menyampaikan maksud yang sebenarnya kepada seseorang, karena
sifat, karakter, atau keadaan tubuh yang dimilikinya. Kata-kata sebutan yang
digunakan dengan cara tersebut dinamakan bahasa kiasan.
d.
Perumpamaan
Perumpamaan
adalah suatu peribahasa yang digunakan seseorang dengan cara membandingkan
suatu keadaan atau tingkah laku seseorang dengan keadaan alam, benda, atau
makhluk alam semesta.
e.
Pemeo
Pemeo
adalah suatu peribahasa yang digunakan untuk berolok-olok, menyindir atau mengejek
seseorang atau suatu keadaan.
3.
Hikayat
Hikayat
berasal dari India dan Arab, yaitu bentuk sastra lama yang berisikan cerita
kehidupan para dewa-dewi, peri, pangeran, putri kerajaan, serta raja-raja yang
memiliki kekuatan gaib. Kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki
seseorang, yang diceritakan dalam hikayat, kadang tidak masuk akal. Namun dalam
hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah.
4.
Sejarah atau Tambo
Sejarah
disebut juga Tambo, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang
berarti pohon. Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya
diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah
bisa dibuktikan dengan fakta. Tambo atau cerita sejarah, kadang tidak
sepenuhnya mengandung kebenaran, karena dicampurkan dengan hal-hal yang tidak
masuk akal atau dongeng. Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan
silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para
sastrawan masyarakat lama.
5.
Dongeng
Bentuk
sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang bersifat
khayalan dari pengarangnya. Jadi dongeng bukan merupakan cerita yang
benar-benar terjadi. Fungsi dongeng hanyalah sebagai penghibur hati saja atau
pelipur lara. Itulah sebabnya dongeng disebut juga cerita pelipur lara.
Bentuk-bentuk
cerita dongeng:
a.
Mite (Mitos)
Mite
(Mitos), adalah cerita-cerita yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap
sesuatu benda atau hal yang gaib, alam gaib atau yang dipercayai mempuyai
kekuatan gaib, seperti dewa, peri ataupun Tuhan.
b.
Sage
Sage,
adalah cerita lama yang di dalamnya mengandung unsur sejarah atau yang
berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan tentang kepahlawanan,keperkasaan,
serta kesaktian, keberanian, dan keajaiban para raja, pangeran atau tokoh-tokoh
tertentu
c.
Fabel
Fabel
adalah dongeng tentang binatang yang bisa berbicara dan bertingkah laku seperti
manusia, sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut sebagai cerita
binatang).
d.
Legenda
Dongeng
atau cerita lama yang mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau
wilayah, tentang suatu kejadian alam, asal-usul suatu benda, atau kejadian di
suatu tempat atau daerah.
e.
Penggeli Hati (Dongen Jenaka)
Penggeli
hati adalah cerita komedi yang berkembang dalam suatu masyarakat atau cerita
tentang tingkah laku orang bodoh, malas, atau cerdik dan masing-masing
dilukiskan secara humor.
f.
Cerita Perumpamaan
Dongeng
yang mengandung kiasan atau ibarat yang berisi nasihat dan bersifat mendidik.
g.
Parabel
Parabel,
adalah cerita rekaan yang menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan
menggunakan ibarat atau perbandingan
h.
Cerita Berbingkai
Cerita
berbingkai adalah cerita yang di dalamnya terdapat cerita lagi, yang dituturkan
oleh pelaku-pelakunya. Cerita dalam cerita itu disebut cerita sisipan. Kadang
kala cerita sisipan itu di dalamnya ada pula cerita. Sehingga cerita berbingkai
ini menjadi cerita yang bersusun. Ceritra berbingkai biasanya bertemakan
pendidikan akhlak, agar manusia tidak berbuat jahat atau lalim terhadap
sesamanya.
i.
Cerita Panji
Disebut
juga hikayat yang berasal dari kesusastraan Jawa yang berkisah tentang 4
kerajaan di pulau Jawa yaitu : kerajaan Jenggala, Kediri, kurawan dan
Singosari.
B.
Prosa
Baru
Prosa
baru adalah karangan prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau
budaya Barat. Adapun bentuk sastra baru sebagai berikut:
C.
Roman
Roman
adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan
segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari
masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman
mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan
menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk
dari pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain
sebagai berikut:
a.
Roman bertendens, yang di dalamnya
terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat
dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan Takdir
Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
b.
Roman sosial, memberikan gambaran
tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai
keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara Membawa
Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
c.
Roman sejarah, yaitu roman yang isinya
dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan
seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St. Iskandar,
Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
d.
Roman psikologis, yaitu roman yang lebih
menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh
utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi Lembu
oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
e.
Roman detektif, yang isinya berkaitan
dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi pelaku utamanya
seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatan. Contoh:
Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS,
Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
D.
Novel
Novel
berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang
melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik,
dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut
mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel
pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang
dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya
Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang,
Surabaya oleh Idrus.
E.
Cerpen
Cerpen
adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan
pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik
atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib
pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul
Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo,
Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
F.
Riwayat
(biografi)
Riwayat
(biografi) adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup
pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain
sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto
Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
G.
Kritik
Kritik
adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan
memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang
sifatnya objektif dan menghakimi.
H.
Resensi
Resensi
adalah pembicaraan atau pertimbangan atau ulasan suatu karya (buku, filem,
drama, dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut
dari ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga
disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut
dibaca atau dinikmati.
I.
Esai
Esai
adalah ulasan atau kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan
pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan,
renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik,
pementasan drama, filem, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat
sangat subjektif atau sangat pribadi.
J.
Drama
Berdasarkan
masanya drama dapat dibedakan atas:
a.
Drama Baru adalah drama yang memiliki
tujuan untuk memberikan
pendidikankepadmesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia
sehari-hari.
b.
Drama Lama adalah drama khayalan yang
umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan,
kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Berdasarkan isi kandungan ceritanya
dibedakan atas :
1.
Drama Komedi adalah drama yang lucu dan
menggelitik penuh keceriaan. Drama komedi dapat di klasifikasikan sebagai
berikut:
a.
Komedi Situasi yaitu cerita lucu yang
kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.
b.
Komedi Slapstic yaitu cerita lucu yang
diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya.
c.
Komedi Satire yaitu cerita lucu yang
penuh sindiran tajam.
d.
Komedi Farce yaitu cerita lucu yang
bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan kelucuan dengan dialog dan gerak
laku lucu.
2.
Drama Tragedi adalah drama yang
ceritanya sedih penuh kemalangan.
3.
Drama Tragedi Komedi adalah drama yang
ada sedih dan ada lucunya.
4.
Opera adalah drama yang mengandung musik
dan nyanyian.
5.
Lelucon atau Dagelan adalah drama yang
lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6.
Operet atau Operette adalah opera yang
ceritanya lebih pendek.
7.
Pantomim adalah drama yang ditampilkan
dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8.
Tablau adalah drama yang mirip pantomim
yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9.
Passie adalah drama yang mengandung
unsur agama atau relijius.
10.
Wayang adalah drama yang pemain dramanya
adalah boneka wayang.
K.
Perbedaan
Prosa Fiksi Baru dan Lama
Perbedaan
karya sastra lama dan baru dapat kita lihat dari ciri-ciri yang melekat pada karya
sastra itu sendiri. Adapun ciri-ciri karya sastra lama dalah sebagai berikut:
a.
Statis;
b.
Diferensiasi sedikit;
c.
Tradisional;
d.
Terbentuk oleh masyarakat dan hidup di
tengah-tengah masyarakat;
e.
Tidak mengindahkan sejarah atau
perhitungan tahun
f.
Bahasanya menunjukkan bentuk-bentuk yang
tradisional;
g.
Pokok Cerita (Selalu raja-raja dengan
istananya, pemerintahannya, orang bawahannya, dan lain-lain. orang yang selalu
malang).
Adapun
ciri-ciri prosa baru adalah sebagai berikut:
a.
Rakyat sentris (keadaan masyarakat);
b.
Dinamis(bisa diubah);
c.
Dipengaruhi sastra Inggris dan Belanda;
d.
Adanya pengarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar