Zaman dahulu di Jepang,
hiduplah sepasang suami-istri yang sudah tua dan miskin.
Si suami yang sudah kekek-kakek setiap hari ke hutan mengumpulkan ranting-ranting atau menebang pohon. Ranting-ranting dan kayu yang dikumpulkannya dijual ke penduduk desa, lalu uangnya dipakai untuk membeli bahan-bahan makanan.
Si suami yang sudah kekek-kakek setiap hari ke hutan mengumpulkan ranting-ranting atau menebang pohon. Ranting-ranting dan kayu yang dikumpulkannya dijual ke penduduk desa, lalu uangnya dipakai untuk membeli bahan-bahan makanan.
Suatu hari, saat menebang bambu di
hutan, Si Kakek melihat sebatang bambu yang aneh. Bambu itu memancarkankan
cahaya keemasan. Belum pernah dia melihat bambu seperti itu. Rasa heran
membuatnya melangkahkan kaki ke arah bambu itu. Semakin dekat ke arah bambu,
cahaya bambu itu semakin terang. Lalu, Si Kakek menebang bambu tersebut untuk
mengetahui apa yang ada di dalamnya.
Ajaib. Ternyata yang menyebabkan
bambu itu bercahaya adalah seorang gadis kecil mungil yang ada di dalamnya.
Kecil sekali, sebesar ibu jari. Si Kakek itu membawa gadis kecil tersebut
pulang ke rumah. Dia senang sekali karena setelah puluhan tahun tidak dikarunia
anak, akhirnya punya anak juga.
“Nenek, lihat apa yang kakek bawa?”
teriak Si Kakek dari halaman rumah. “Cepat Nek, kau pasti senang melihat
ini.”
Dengan tergopoh-gopoh Si Nenek
membuka pintu, “Ya, Kakek bawa apa?” Betapa terkejutnya Si Nenek melihat gadis kecil
mungil yang dibawa Si Kakek.
“Kakek, anak siapa ini?” tanya Si
Nenek penasaran. “Cantik sekali.”
Si Kakek menceritakan kejadian yang
tadi dialaminya. Lalu, sepasang kakek-nenek itu memutuskan membesarkan gadis
kecil itu. Si Kakek dan Si Nenek menamai gadis itu Putri Kaguya. Sejak saat
itu, setiap kali Si Kakek pergi ke hutan, dia akan mendapatkan uang emas
dari bambu yang dipotongnya. Karena itulah kehidupan sepasang kakek-nenek
itu menjadi berkecukupan.
Ajaibnya, hanya dalam waktu tiga
bulan, Kaguya Hime tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Berita
kecantikannya tersebar luas ke seluruh negeri. Hingga suatu hari, datanglah
seorang lelaki muda melamarnya untuk dijadikan istri. Kaguya Hime menolaknya.
Lalu, datang lagi laki-laki lain yang juga melamarnya. Kaguya Hime
menolak lamaran semua lelaki yang melamarnya, tapi ada lima orang bangsawan
yang tak mau menyerah dan terus mendesaknya. Agar mereka tidak terus-terusan
mendesak, Kaguya Hime mengajukan sebuah syarat. Dia berjanji akan menikah
dengan orang yang membawakan hadiah yang dimintanya. Tapi, karena barang yang
diminta Kaguya Hime bukanlah barang-barang yang ada di bumi, tak seorang pun
dari kelima bangsawan itu bisa memenuhinya. Akhirnya mereka
menyerah.
Pada saat yang sama, Sang Kaisar
mendengar kecantikan Puteri Kaguya dan berencana menjadikan gadis itu istrinya,
permaisurinya. Kaisar mendatangi rumah Kaguya Hime,
“Kaguya Hime, menikahlah denganku.
Kau akan kubawa ke istana sebagai permaisuriku.”
“Saya tidak mau, Yang Mulia”
“Kau akan hidup senang. Aku akan
mengabulkan semua permintaanmu.” Bujuk Sang Kaisar.
“Maaf Yang Mulia, tapi saya lebih
senang hidup sebagai rakyat biasa.” Kaguya Hime terus menolak bujukan Sang
Kaisar.
Kesabaran Sang Kaisar sudah sampai
pada batasnya. Dia mau membawa Kaguya Hime secara paksa ke istananya.
“Kaguya Hime, kau harus jadi
istriku. Tak bisa dengan cara lembut, cara kesar terpaksa kulakukan untuk
membawamu ke istana,” teriak Sang Kaisar sambil menyergap Kaguya
Hime.
Tiba-tiba, Kaguya Hime menghilang
tepat di depan matanya. Sang Kaisar menyadari ada sesuatu yang luar biasa pada
diri Kaguya Hime dan akhirnya dia pun menyerah.
Tiga tahun berlalu. Kaguya Hime
tumbuh semakin cantik. Lalu, pada suatu musim panas, saat malam bulan purnama
Kaguya Hime terlihat murung. Sejak saat itu, setiap melihat bulan wajahnya
terlihat sedih. Dia menatap bulan dengan air mata bercucuran di pipinya. Si
Kakek dan Si Nenek menjadi cemas. Lalu bertanya pada Kaguya Hime,
”Kaguya Hime, belakangan ini kau terlihat
selalu murung. Apa yang membuatmu bersusah hati.”
Sambil menatap langit, Kaguya Hime
berkata, “Sebenarnya aku datang dari bulan. Aku diperintahkan rajaku tinggal di
bumi, tapi sekarang aku harus pulang ke bulan. Aku sangat menyayangi kalian dan
akan sangat merindukan kehidupan di bumi. Karena itulah aku
sedih”.
Si Kakek dan Si Nenek itu terkejut.
“Apa? Kau berasal dari bulan?” “Ya, aku berasal dari bulan. Aku bukan
makluk bumi ini.” jawab Kaguya Hime. “Sebentar lagi prajurit bulan akan datang menjemputku.
Aku tak bisa lagi tinggal di bumi.”
Mendengar itu Si Kakek dan Si Nenek
itu jadi sedih. Mereka tidak mau anak kesayangannya pergi. Karena itu mereka
menemui Sang Kaisar dan menyusun rencana. Pada saat bulan purnama, sebagian
pengawal Sang Kaisar akan menyembunyikan Kaguya Hime dalam rumah dan
menjaganya. Sebagian lagi akan mengahalangi kedatangan prajurit bulan tersebut
di halaman rumah.
Tiba-tiba, langit malam yang gelap
gulita berubah terang-benderang. Para prajurit bulan yang berpakaian mewah
turun dari langit menaiki awan. Saat itu juga, para pengawal yang ada di luar
membatu dan kehilangan keberanian. Para prajurit bulan mendandani Kaguya Hime
dengan jubah bulu bulu yang sangat indah dan menaikkannya ke atas tandu. Lalu,
Kaguya Hime bersama prajurit bulan terbang ke bulan.
Ayo Daftar Sekarang, Nikmati Freechip Berlimpah Setiap Hari... Join Disini Banyak Jenis Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah.
BalasHapus1231