1.
Pengertian Batik
Cap
batik capadalah
kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap (
biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan
waktu kurang lebih 2-3 hari. Batik cap dalam proses pembuatannya lebih
mudah dan cepat daripada pembuatan batik tulis, karenanya kelemahan batik cap terdapat pada motif batik yang
dapat dibuat terbatas dan tidak dapat membuat motif-motif besar serta tidak
terdapat seni coretan dan kehalusan motif yang dianggap menentukan motif.
2.
Alat,
Bahan dan Cara membuatnya
Secara umum proses pembuatan batik cap, tulis dan kombinasi melalui tahapan proses sebagai berikut:
Secara umum proses pembuatan batik cap, tulis dan kombinasi melalui tahapan proses sebagai berikut:
a. Persiapan
Proses persiapan meliputi pemotongan kain mori sesuai ukuran, loyoran, pencucian, dan pengeringan. Bila diinginkan dasar yang berwarna dan tidak ada warna putih, kain mori dapat diwarnai dengan warna dasar seperti kuning muda, coklat muda, dan sebagainya.
Proses persiapan meliputi pemotongan kain mori sesuai ukuran, loyoran, pencucian, dan pengeringan. Bila diinginkan dasar yang berwarna dan tidak ada warna putih, kain mori dapat diwarnai dengan warna dasar seperti kuning muda, coklat muda, dan sebagainya.
b. Pembatikan
Pembatikan adalah proses pelekatan lilin batik pada kain menggunakan canting cap dan atau cnting tulis sesuai motif yang diinginkan. Kain mori yang telah dibatik disebut batikan.
Pembatikan adalah proses pelekatan lilin batik pada kain menggunakan canting cap dan atau cnting tulis sesuai motif yang diinginkan. Kain mori yang telah dibatik disebut batikan.
c. Pewarnaan
Pewarnaan adalah proses pemberian warna pada bagian-bagian yang tidak tertutup lilin batik. Ada beberapa cara pewarnaan dalam proses batik, seperti pewarnaan celupan dan coletan (kuasan). Pewarnaan celupan dapat dilakukan pada bak celup, ember plastik, padder, sleregan, dsb. Jenis zat warna yang digunakan untuk pewarnaan batik antara lain zat warna reaktif, zat warna naphtol, zat warna indigosol, zat warna indathrion. Untuk mendapatkan efek warna seperti efek pelangi, sinaran, serat kayu dapat dilakukan berbagai cara seperti penaburan soda abu, cipratan zat warna, dsb.
Pewarnaan adalah proses pemberian warna pada bagian-bagian yang tidak tertutup lilin batik. Ada beberapa cara pewarnaan dalam proses batik, seperti pewarnaan celupan dan coletan (kuasan). Pewarnaan celupan dapat dilakukan pada bak celup, ember plastik, padder, sleregan, dsb. Jenis zat warna yang digunakan untuk pewarnaan batik antara lain zat warna reaktif, zat warna naphtol, zat warna indigosol, zat warna indathrion. Untuk mendapatkan efek warna seperti efek pelangi, sinaran, serat kayu dapat dilakukan berbagai cara seperti penaburan soda abu, cipratan zat warna, dsb.
d. Pelepasan
Lilin/Pelorodan
Ada tiga cara pelepasan lilin batik dari permukaan kain yaitu lorodan, kerokan dan remukan. Lorodan merupakan cara pelepasan lilin batik secara keseluruhan dengan cara memasukkan batikan yang telah berwarna ke dalam air mendidih sehingga lilin batik meleleh dan lepas dari kain.
Kerokan merupakan cara pelepasan lilin sebagian menggunakan alat cawuk (alat yang terbuat dari lembaran kaleng tipis yang dilengkungkan), dengan tujuan untuk mendapatkan efek tertentu pada kain. Batik kerokan merupakan batik tradisional khas Yogyakarta.
Remukan (crackle) merupakan cara melepas sebagian lilin batik dengan cara meremas kain batik baik dengan tangan maupun diinjak-injak dengan kaki.
Kerokan dan remukan merupakan proses antara sedangkan lorodan biasanya merupakan proses akhir. Setelah lorodan, kain batik dicuci bersih dan selanjutnya dilakukan proses penyempurnaan dan pengemasan
Ada tiga cara pelepasan lilin batik dari permukaan kain yaitu lorodan, kerokan dan remukan. Lorodan merupakan cara pelepasan lilin batik secara keseluruhan dengan cara memasukkan batikan yang telah berwarna ke dalam air mendidih sehingga lilin batik meleleh dan lepas dari kain.
Kerokan merupakan cara pelepasan lilin sebagian menggunakan alat cawuk (alat yang terbuat dari lembaran kaleng tipis yang dilengkungkan), dengan tujuan untuk mendapatkan efek tertentu pada kain. Batik kerokan merupakan batik tradisional khas Yogyakarta.
Remukan (crackle) merupakan cara melepas sebagian lilin batik dengan cara meremas kain batik baik dengan tangan maupun diinjak-injak dengan kaki.
Kerokan dan remukan merupakan proses antara sedangkan lorodan biasanya merupakan proses akhir. Setelah lorodan, kain batik dicuci bersih dan selanjutnya dilakukan proses penyempurnaan dan pengemasan
e. Penyempurnaan
Penyempurnaan merupakan proses terakhir. Setelah lorodan kain batik kemudian dicuci bersih dan dilakukan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan yang dilakukan pada kain batik biasanya hanya pelemasan, penganjian tipis, pengeringan, press/setrika dan pengemasan.
Penyempurnaan merupakan proses terakhir. Setelah lorodan kain batik kemudian dicuci bersih dan dilakukan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan yang dilakukan pada kain batik biasanya hanya pelemasan, penganjian tipis, pengeringan, press/setrika dan pengemasan.
3.
Fungsi Kemasan
& Pengemasan
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk
mewadahi dan melindungi produkdari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah
disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secaraumum fungsi pengemasan pada bahan
pangan adalah : Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga
kekonsumen, agar produk tidaktercecer, terutama untuk cairan, pasta atau
butiran
a.
Melindungi dan mengawetkan produk,
seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas,kelembaban udara, oksigen,
benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapatmerusak dan menurunkan
mutu produk
b.
Sebagai identitas produk, dalam hal ini
kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasidan informasi kepada konsumen melalui
label yang terdapat pada kemasan.
c.
Meningkatkan efisiensi, misalnya :
memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1lusin, 1 gross dan
sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini pentingdalam dunia
perdagangan.
d.
Melindungi pengaruh buruk dari luar,
Melindungi pengaruh buruk dari produk didalamnya, misalnya jika produk yang
dikemas berupa produk yang berbau tajam, atauproduk berbahaya seperti air
keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkanwarna, maka dengan mengemas
produk ini dapat melindungi produk-produk lain disekitarnya.
e.
Memperluas pemakaian dan pemasaran
produk, misalnya penjualan kecap dan syrupmengalami peningkatan sebagai akibat
dari penggunaan kemasan botol plastik.
f.
Menambah daya tarik calon pembeli
g.
Sarana informasi dan iklan.
h.
Memberi kenyamanan bagi pemakai.
4.
Cara
mendistribusikan dan Memasarkan
a. Bekerja
sama dengan multi distributor.
Bekerja sama dengan distro, toko, factory outlet atau supermarket memang dapat memberikan berbagai keuntungan dalam memperbesar kapasitas produksi dan penjualan hasil produksi konveksi kita, namun memang harus fokus dalam menjalin komunikasi dan hubungan ke distributor tersebut agar bisa melakukan penyelarasan pola penjualan. Pola penjualan dengan menggunakan jaringan relasi adalah hal yang paling mudah, karena kita mengenal siapa yang menjadi buyer atau partner usaha konveksi kita. Sehingga kita dapat menentukan format yang sesuai dengan kapasitas bisnis usaha konveksi kita sendiri.
Bekerja sama dengan distro, toko, factory outlet atau supermarket memang dapat memberikan berbagai keuntungan dalam memperbesar kapasitas produksi dan penjualan hasil produksi konveksi kita, namun memang harus fokus dalam menjalin komunikasi dan hubungan ke distributor tersebut agar bisa melakukan penyelarasan pola penjualan. Pola penjualan dengan menggunakan jaringan relasi adalah hal yang paling mudah, karena kita mengenal siapa yang menjadi buyer atau partner usaha konveksi kita. Sehingga kita dapat menentukan format yang sesuai dengan kapasitas bisnis usaha konveksi kita sendiri.
b. Terus
melakukan pendekatan ke distro, toko, outlet atau buyer lainnya yang memang dapat dipercaya memiliki
kapasitas pendistribusian yang baik serta disiplin dalam hal komitmen
pembayaran. Ini hal yang sangat penting.
c. Terlibat
dalam berbagai event seperti pameran, pameran fashion dan UKM. Selain melakukan penjualan
juga dapat membantu kita memperoleh ilmu mengenai tata cara kelola usaha yang
baik dan tentunya menambah relasi baru dalam produksi maupun relasi pemasaran.
d. Melakukan
mekanisme promosi lain seperti pola penjualan komunitas juga dapat dilakukan seperti
ikut serta dalam bazar pada suatu komunitas motor misalnya, atau acara kenaikan
kelas anak sekolah, bahkan open table pada saat arisan ibu-ibu.
e. Perlu
kreativitas yang banyak dalam hal improvisasi penjualan, seperti pemberian diskon hingga
pembayaran secara angsuran dapat dipergunakan sebagai cara namun tetap harus
berhitung dengan resiko.
f. Ini yang paling penting pada zaman
sekarang, zaman pemasaran digital, yaitu mengiklankan konveksi atau produk konveksi Anda secara online,
eksis secara online sangatlah penting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar